Menangkal Ancaman Resesi dengan Emas – Jangan menaruh telurmu dalam satu keranjang. Sudahkah Anda mendiversifikasi investasi Anda dengan memasukkan emas?

Entah ada ancaman resesi atau tidak, sejumlah pakar menghimbau setiap investor untuk mendiversifikasi investasinya. Himbauan ini bukannya tanpa dasar. Dengan melakukan diversifikasi investasi, Anda dapat mengurangi risiko berinvestasi pada instrumen dan jenis investasi yang Anda pilih.

Bayangkan jika Anda hanya menyimpannya dalam satu keranjang, ketika instrumen investasi (keranjang) Anda ‘jatuh’, maka seluruh dana (telur/telur) Anda akan turun nilainya (pecah). Jadi, tempatkan dana investasi pada beberapa jenis instrumen investasi dengan cara melakukan diversifikasi.

Misalnya, Anda bisa menempatkan sebagian investasi Anda pada reksa dana, emas batangan atau logam mulia, dan surat berharga negara (SBN). Pemilihan produk investasi harus disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi.

Emas dalam Diversifikasi Investasi

Melansir karya akhir berjudul Analisis Pengaruh Investasi Emas Terhadap Portfolio Risk-Return dari website Universitas Gadjah Mada disebutkan bahwa dari semua jenis logam mulia, emas merupakan logam mulia yang paling populer digunakan sebagai alat investasi. Emas berfungsi sebagai lindung nilai terhadap investasi karena nilai emas dinilai relatif stabil.

Tugas akhir ini juga menyampaikan bahwa dalam melakukan investasi, investor harus melakukan diversifikasi untuk mengurangi risiko portofolionya. Dengan melakukan diversifikasi, penurunan nilai satu investasi tidak mengakibatkan penurunan nilai seluruh portofolio.

Lebih lanjut, studi empiris yang dilakukan oleh World Gold Council (WGC) menegaskan manfaat diversifikasi portofolio emas. Korelasi emas yang rendah atau negatif dengan aset-aset utama lainnya menawarkan kemampuan diversifikasi portofolio.

Dari hasil penelitian tugas akhirnya, Ahmad Furqon menyatakan bahwa portofolio 1 (tanpa emas) menghasilkan rasio Sharpe sebesar 0 dan 5,4706 pada kondisi return minimum dan maksimum. Portofolio 2 (dengan emas) menghasilkan rasio Sharpe sebesar 4.6693 dan 8.7543 pada kondisi return minimum dan maksimum.

Manfaat Investasi Emas

Berikut 5 keuntungan berinvestasi logam mulia yang telah Bareksa rangkum dari berbagai sumber.

1. Emas melindungi terhadap inflasi

Waktu telah membuktikan bahwa emas merupakan satu-satunya komoditas yang mampu mempertahankan nilainya dalam jangka panjang dan mampu menaklukkan inflasi. Karena nilainya meningkat seiring dengan kenaikan biaya hidup, emas sering kali mencapai nilai tertingginya selama periode inflasi tinggi.

Baca juga: Inovasi Baru Membawa Perubahan pada Industri Tambang Emas

Ketika inflasi meningkat, nilai uang itu sendiri menjadi rendah. Di sisi lain, harga emas, salah satu logam mulia, justru naik lebih tinggi sehingga membuat nilai emas semakin berharga.

2. Instrumen Diversifikasi Aset Emas

Investasi emas merupakan salah satu jenis investasi yang sangat baik untuk diversifikasi. Logam mulia ini memiliki risiko yang sangat rendah namun nilainya terus meningkat. Selain itu, pergerakan harga emas biasanya berlawanan dengan pasar saham. Ketika pasar saham mengalami penurunan, pemilik emas tidak akan rugi banyak karena harga emas akan naik.

Manfaat diversifikasi adalah dapat melindungi aset dari kejadian ekonomi yang tidak terduga. Emas logam mulia atau emas batangan adalah investasi yang dapat menawarkan jenis diversifikasi dan perlindungan portofolio dan tidak ada aset dengan fitur yang dimiliki emas.

3. Nilai emas selalu meningkat

Investasi emas merupakan instrumen yang memiliki risiko sangat minim mengenai nilainya. Salah satu alasannya adalah emas saat ini sangat populer di kalangan masyarakat. Misalnya saja di India, emas dianggap membawa keberuntungan dan tidak ada perayaan yang lengkap tanpa kehadiran emas.

Selain itu, terbatasnya pasokan emas juga menyebabkan harga emas akan selalu mengalami kenaikan yang signifikan dan permintaan yang sangat tinggi.

4. Cairan

Tingginya permintaan emas membuat emas mudah dijual. Kondisi ini menjadikan emas sebagai aset yang sangat likuid atau mudah diubah menjadi uang. Emas dihargai tinggi dimana-mana sehingga sangat mudah untuk menjual emas dan menerima uang tunai ketika mengalami krisis.

5. Emas adalah penyeimbang devaluasi mata uang

Ketidakpastian finansial dapat menyebabkan mata uang terkuat kehilangan nilainya. Meski mata uang ini dapat dicetak ‘sekehendak hati’, namun emas sebagai aset berwujud tidak dapat direproduksi oleh mesin, sehingga diyakini dapat melindungi investor dari devaluasi mata uang.