Harga Emas dan USD – Emas dan Dolar AS memiliki hubungan yang kompleks dan selalu menarik perhatian para pedagang di pasar keuangan. Harga emas seringkali dipengaruhi oleh nilai dolar AS, sehingga pergerakan kedua instrumen tersebut seringkali berkorelasi.
Namun korelasi harga emas dan dolar AS dapat berubah seiring berjalannya waktu tergantung berbagai faktor fundamental. Pada artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang korelasi antara harga emas dan dolar AS dan bagaimana trader dapat memanfaatkannya dalam perdagangan pasar keuangan.
Apa Korelasi Harga Emas dan USD?
yang telah banyak dicari sejak zaman dahulu, baik sebagai alat tukar perdagangan maupun sebagai investasi jangka panjang sebelum dunia beralih ke Dollar Amerika (USD). Ada beberapa korelasi yang dapat diamati antara harga emas dan USD, yaitu:
1. Korelasi Negatif
Korelasi negatif antara harga emas dan USD adalah yang paling terkenal dan paling sering diamati. Artinya, ketika nilai USD naik maka harga emas cenderung turun, begitu pula sebaliknya. Hal ini terjadi karena emas dihargai dalam USD, sehingga ketika USD menguat maka harga emas relatif lebih mahal bagi investor dari luar AS.
2. Korelasi Positif
Meskipun kurang umum, korelasi positif antara harga emas dan USD terkadang dapat diamati. Hal ini terjadi ketika pasar melihat USD dan emas sebagai aset safe haven di tengah situasi perekonomian yang sulit. Oleh karena itu, kenaikan harga emas dapat dibarengi dengan penguatan nilai USD.
3. Tidak Ada Korelasi
Meskipun korelasi antara harga emas dan USD adalah yang paling umum diamati, terkadang tidak ada korelasi antara kedua aset tersebut. Hal ini dapat terjadi ketika faktor lain, seperti kebijakan moneter atau geopolitik, mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap harga emas atau nilai USD.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Korelasi Emas dan USD
Tidak sendirian, ternyata hubungan harga emas dengan nilai tukar Dollar AS juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Aset Safe Haven
Emas dianggap sebagai aset safe-haven, yang berarti investasi pada emas cenderung meningkat pada saat terjadi ketidakpastian atau ketegangan politik dan ekonomi. Ketika terjadi gejolak di pasar keuangan, seperti krisis keuangan atau perang, nilai USD seringkali turun, sedangkan harga emas naik karena investasi yang dilakukan pada emas.
Baca juga: Daftar Beasiswa Bank Indonesia Terbaru 2023
2. Tingkat Inflasi
Emas juga dianggap sebagai perlindungan terhadap penyebab inflasi karena nilainya yang tetap. Ketika inflasi terjadi, harga barang dan jasa meningkat, dan nilai mata uang menurun. Di sisi lain, nilai emas cenderung meningkat karena meningkatnya permintaan terhadap investasi yang dianggap dapat melindungi nilai kekayaan.
3. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter bank sentral dapat mempengaruhi harga emas dan nilai USD. Ketika bank sentral menurunkan suku bunga atau memasok uang ke pasar, nilai USD cenderung turun dan harga emas meningkat. Sebaliknya, ketika bank sentral menaikkan suku bunga atau menarik uang dari pasar, nilai USD cenderung naik dan harga emas menurun.
4. Permintaan dan Penawaran
Penawaran dan permintaan juga mempengaruhi harga emas dan nilai USD. Ketika permintaan emas meningkat maka harga emas cenderung naik, begitu pula sebaliknya. Ketika produksi minyak meningkat maka pasokan minyak cenderung meningkat, sehingga harga minyak dan nilai USD cenderung turun, begitu pula sebaliknya.
Mengetahui korelasi antara harga emas dan USD dapat membantu investor mengambil keputusan investasi yang lebih baik. Misalnya, jika investor memprediksi adanya penguatan nilai USD, maka mereka mungkin akan mempertimbangkan untuk menunda pembelian emas atau bahkan menjual emas yang dimilikinya. Di sisi lain, jika mereka memperkirakan USD akan melemah, maka mempertimbangkan membeli emas mungkin merupakan pilihan yang lebih baik.